Macam-macam Sistem Pertanian di Dunia dan Sejarah Singkatnya

Makanan merupakan kebutuhan pokok umat manusia, karena tanpa makanan kita tidak dapat beraktivitas karena minimnya energi yang kita miliki.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut nenek moyang kita melakukannya dengan cara berburu dan berpindah-pindah untuk menemukan hasil buruan yang lebih banyak, sampai kegiatan pertanian ditemukan.


1. Pertanian organik


Sistem pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.

Kegiatan pertanian pertama ini ditemukan oleh manusia pada era Neolitikum atau Zaman Batu Baru.

Zaman ini berlangsung antara 7.000 sampai 10.000 tahun yang lalu.

Nah, pada masa itu hanya ada delapan tumbuhan yang ditanam manusia, delapan tumbuhan ini kebanyakan berjenis kacang-kacangan dan gandum.

Namun jenis tanaman yang ditanam berbeda-beda setiap daerahnya, seperti di Israel yang kebanyakan menanam gandum, sayuran dan anggur.

Sedangkan penduduk Tiongkok mulai bertani sejak 5.000 tahun sebelum Masehi, yang kebanyakan berjenis tanaman padi.

2. Pertanian Aquaponik


Aquaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan aquakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik.

Dalam aquaponik feses hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi.

Sistem aquaponik sudah ada sejak 3.000 tahun sebelum masehi di China. Banyak petani di China yang memelihara ikan pada sawahnya yang memang digenangi dengan air.

Selain kotorannya yang dapat menjadi pupuk alami bagi tanaman, ikan juga dapat menjadi predator bagi hama tanaman. Dengan demikian tanaman di sawahnya dapat tumbuh subur secara alami.

Sistem ini menjadikan petani dapat panen dua kali dalam satu masa panen yaitu ikan dan padi.

3. Pertanian konvensional


Metode pertanian organik mulai mengalami perkembangan sekitar abad ke-17 dan ke-19.

Inggris mulai mengalami peningkatan dan perkembangan dalam produktivitas pertanian.

Perkembangan ini kemudian disebut sebagai Revolusi Pertanian Inggris yang terdiri dari perbaikan pada metode pertanian.

Sitem pertanian ini ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian yang maksimal dengan memanfaatkan teknologi modern seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit input pupuk organik.

Jika dilihat dari pengaruhnya terhadap lingkungan, pertanian konvensional menyebabkan pencemaran lingkungan dengan residu dari penggunaan bahan kimia yang dapat menyebabkan polusi pada lingkungan. Sedangkan pertanian organik justru dapat menekan polusi udara sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.

4. Pertanian Hidroponik


Sejarah hidroponik berawal dari tulisan Sir Francis Bacon yaitu seorang filsuf, negarawan sekaligus penulis asal Inggris (1627) yang sangat terkenal dengan buku yang berjudul Sylva Sylvarum; or, A natural history, in ten centuries.

Sistem ini mulai banyak diteliti dan diterapkan di tahun 1920an ke atas.

Sistem pertanian ini ditujukan untuk menciptakan sistem pertanian tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soiless melainkan hanya menggunakan air dengan tambahan pupuk sintetis.

Dampak positif yang dihasilkan dari sistem budidaya tanaman hidroponik yaitu tanaman menjadi lebih cepat matang dan ukurannya lebih besar.

5. Pertanian Aeroponik


Aeroponik merupakan sistem pertanian yang menggunakan uap, embun / percikan air sebagai media tanam, sistem ini sering dianggap sebagai jenis sistem hidroponik.

Sejarah ditemukannya aeroponik berawal dari penemuan cara hidroponik. Kemudian dikembangkannya sistem aeroponik pertama kali oleh Dr. Franco Massantini di Universitas Of Pia, Italia.

Aeroponik merupakan metode bercocok tanam secara vertikal di mana akar tanaman digantung di udara lalu disemprotkan (diembunkan) dengan larutan nutrisi secara terus-menerus.

Kelemahan dari sistem pertanian ini adalah biaya listrik dan penggunaan daya yang sangat besar karena sistem pertanian ini harus dilakukan di dalam ruangan dan harus menggunakan lampu sebagai ganti dari matahari untuk tanaman agar bisa berfotosintesis.

Kelebihan dari sistem pertanian ini yaitu tidak memerlukan lahan yang besar karena tanaman ditanam secara vertikal, sistem ini juga tidak membutuhkan banyak air juga tidak memerlukan tanah sebagai media tanamnya (soiless).

Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari setiap butiran embun larutan hara yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler sampai ke akar, butiran akan terpapar oksigen dari udara sehingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat.

Selain itu, sayuran hasil budidaya dengan sistem aeroponik terbukti mempunyai kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, lebih manis, renyah, beraroma, dan disertai  dengan cita rasa yang tinggi.

Dan masih banyak lagi ragam dan jenis pertanian di Dunia seperti irigasi tetes yang sudah lumayan banyak diketahui masyarakat Indonesia.

Demikian artikel tentang Macam-macam Sistem Pertanian di Dunia dan Sejarah Singkatnya yang bisa saya bagikan. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan ketidak lengkapan, baik tulisan, tanda baca dan sumbernya serta kevalidannya. Harapannya semoga yang sedikit ini bisa menambah wawasan para pembaca tentang Macam-macam Sistem Pertanian di Dunia dan Sejarahnya.  Yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari diri saya pribadi karena manusia hanyalah tempatnya salah dan lupa, jika berkenan silahkan berikan saran, masukan, kritik serta tambahan di kolom komentar.
Wasalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar